Selasa, 22 Juli 2014

BERPIKIR ala PEBISNIS : PERBANDINGAN RESIKO BISNIS



A business, also known as an enterprise or a firm, is an organization involved in the trade of goods, services, or both to consumers.[1] Businesses are prevalent in capitalist economies, where most of them are privately owned and provide goods and services to customers in exchange for other goods, services, or money. Businesses may also be not-for-profit or state-owned. A business owned by multiple individuals may be referred to as a company.
The etymology of "business" stems from the idea of being busy, and implies socially valuable and rewarding work. Business can refer to a particular organization or, more generally, to an entire market sector, e.g. "the music business". Compound forms such as agribusiness represent subsets of the word's broader meaning, which encompasses all activity by suppliers of goods and services.

Boleh ya, saya share sedikit tentang perbandingan resiko bisnis. Karena ini nyata saya alamin sendiri, saya dan suami saya juga nyemplung ke dunia perbisnisan konvensional. Fyi, suami saya dosen teknik mesin ITS. Suami saya juga punya usaha konsultan teknik mesin. Ini boleh dibilang bisnis kan, mengacu pada pak wiki di atas. 


Usaha konsultan, Alhamdulillah, lancar jaya. Klien kelas menengah sampai kelas kakap seperti PJB, pertamina setiap tahun pasti minta jasa konsultasi. TAPI itu benar-benar mengHABISkan WAKTU. Kerja proyek seperti ini, suami saya pasti pulangnya di atas jam 9 malam. Alhamdulillah kerja keras seperti ini suami saya menikmati sekali, sudah jadi passion nya selain mengajar dan saya pun ridho. 


Usaha pompa nitrogen untuk kendaraan bermotor. Wuihhh ini yang aga berat, sungguh deh. Dengan nilai investasi emm dua ratus sepuluh juta yang dibagi kira-kira 6 orang. Kebayang berapa besarnya? Dan itu belum balik modal dalam waktu setahun. Walaupun sebenarnya di beberapa booth laris manis dan ada 1 booth yang megap-megap. Iya 210 juta itu untuk 3 booth. Kalo pas isi bensin di pom bensin bratang, joyoboyo dan nginden surabaya, nah itu dia booth kami. Jadi isi nitrogen di situ ya hehehe numpang promo.


Saya juga merintis bisnis frozen food, homemade, free msg, free pengawet. Di sini fungsi pegawai dominan sekali. Yup bener saya TERGANTUNG dengan pegawai. Kendala paling besar adalah tipikal mereka yang mau kerja dikit tapi bayaran minta banyak serta sering nglamun kerja ga fokus. Dan ketika ga ada pegawe sama sekali, ya jadi ya produksi banyak-banyak. Stok bisa jadi ga laku, padahal harus terus bayar listrik buat freezer dan bayar pegawai. Ohya, saya juga ditawarin bikin  pujasera oleh teman, tapi ya itu tadi susah nyari pegawe yang mau komit, jadinya belum kesampaian sampai sekarang. 


Jadi apa yang saya tulis di sini dan saya rasakan setelah jadi konsultan di oriflame, adalah benar adanya. Sedangkan online seller yang saya tulis di tengah, saya tidak menjalankan ya. Saya cuma survei ke temen-teman yang saya sering beli baju dari mereka. Dan sering kali bikin kecewa konsumen karena kualitas produk tidak bisa dilihat dan dirasakan dulu (kalo yang ini sih pengalaman pribadi).




Kelihatan sekali ya resikonya.... di oriflame resikonya cuma 1, DITOLAK. Padahal di bisnis lain pun, kita juga pasti ada kemungkinan di tolak. Ditolak di ORIFLAME maksudnya apa sih? Jadi gini, saya kan pebisnis oriflame. Supaya omset penjualan saya besar, maka saya harus ngajakin temen-teman untuk beli produk oriflame atau ikut jualan oriflame. Ada yang mau , ada juga yang nolak. Kalo buat saya PENOLAKAN di oriflame itu artinya PENUNDAAN #mindset. Yang nolak itu lama-lama pasti join kok. Mengapa kok Oriflame itu menarik? Karena oriflame itu menawarkan keuntungan langsung dari jualan produk oriflame sekaligus juga jenjang karir seperti di kantoran yang jelas kualifikasinya. Mau tahu lebih lanjut?? Boleh Inbox saya ya. Ditunggu ya IBU CERDAS



Salam SUKSES BAROKAH

Kartika Sudiati

Ph/wa 08885103401

Pin bb 7d9cca88

Email/fb peri_tika@yahoo.com





Tidak ada komentar:

Posting Komentar