Sabtu, 02 Agustus 2014

SYUKUR dan KUFUR



 Memaksimalkan Potensi Diri

Sudah bersyukur hari ini? Alhamdulillah, masih bisa makan sehari tiga kali. Alhamdulillah masih ada uang untuk belanja. Alhamdulillah anak sudah bersekolah di tempat terbaik. Alhamdulillah bisa bernafas bebas, tidak perlu beli oksigen. Allah suka dengan hambaNya yang bersyukur. Allah janjikan kalau kita bersyukur maka Allah akan tambahkan nikmatNya.
Maukah ada jadi orang kufur atas nikmat Allah? Naudzbillahimindzalik, jangan sampai ya kita jadi umatNya yang tidak pandai bersyukur. 

Menurut saya bersyukur itu bukan berarti menunggu dan pasrah atas apa yang diterima. Jika kita punya potensi lebih untuk berbuat yang lebih, tapi tidak dimanfaatkan untuk kebaikan umat dan orang-orang di sekitar kita itu bukan bersyukur namanya, tapi kufur. Allah sudah memberi potensi yang sangat besar kepada setiap manuasia. Manusia juga dikaruniai otak untuk mengolah berbagai pilihan. Apakah dia mau menggunakan potesi yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya sebagai ungkapan rasa syukurnya kepada Allah. Atau malah mengkufurinya dengan tidak memaksimalkan potensi yang dimiliknya. 

Suatu saat saya ngobrol di sore hari menjelang lebaran 1435H, dengan seorang sahabat lama. Kebetulan dia adalah MLMers, dengan level lumayan. Sebenarnya sih saya mau meguru sama dia. Saya benar-benar tercengang medapati, bahwa dowline-dowline tidak hanya yang berlatar belakang butuh uang saja. Banyak s2, istri orang kaya, istri pegusaha yang mau berbisnis oriflame dengan tujuan yang Subhanallah, merinding saya mendengarnya. Mereka ingin teman, saudara atau kenalannya terbantu ekonominya, berdaya secara ekonomi, terangkat kehidupannya dan memperbaiki kepribadian. Jelas bahwa mereka tidak hanya memberikan umpan matang, tapi memberikan periuknya, bahan bakarnya sehingga arti mandiri itu benar-benar nyata.

SelfPLAK buat saya.

Allah sudah karuniakan berbagai potensi, berbagai kemudahan. Saya tahu saya kurang memaksimalkan potensi diri. Sering saya menghibur diri, Alhamdulillah sudah bisa kasih infaq, sedekah. Padahal dalam hati sering terbesit rasa, masa dari dulu ngasi ya Cuma segitu-gitu aja. Lalu tak lama mengibur diri dengan komat-kamit membaca doa supaya bisa berbuat lebih. Hanya segitukah harga saya di mata Allah. Bukan hanya asal : Pokoknya sudah berniat. Betul niat adalah yang pertama.Tapi action adalah yang utama.
Bagaimana dengan Anda?

#jadimuslimharuskuat

Salam SUKSES BAROKAH

Kartika Sudiati
Ph/wa 08885103401
Pin bb 7d9cca88

Tidak ada komentar:

Posting Komentar